SUSAH DAPATKAN FOTO KECELAKAAN, UNTUNG RUSYDI SADAR DOKUMENTASI

Selasa, 13 Syawal 1434 H - 20 Agustus 2013 M

Ifnu Rusydi photografer Justic
Walaupun  badan masih terasa penat dan ngilu sepulang mendaki gunung Merapi dalam rangka memperingati HUT RI ke-65 pada hari Sabtu (17/08), namun Ifnu Rusydi masih menguatkan diri untuk menjepret foto mendokumentasikan peristiwa tabrakan mobil Suzuki Swift yang menyeruduk masuk kandang sebuah rumah Gadang suku Guci di simpang Balai, Koto Tuo nagari Canduang Koto Laweh kecamatan Canduang yang terjadi pada sore Ahad (18/08) yang lalu.


Ifnu Rusydi (17 th.) yang biasa dipanggil Rusydi ini adalah warga Koto Tuo Canduang yang sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren MTI Canduang kelas VI-1 jurusan MAK. "Karena peristiwa tabrakan itu penting untuk didokumentasikan maka secara naluriah saya terdorong untuk mendokumentasikannya walaupun ada perasaan risih dilihat orang-orang yang mengira saya sedang berbersenang-senang mengambil gambar dalam keadaan orang lain mendapat musibah" aku Rusydi.


Memang benar, kebanyakan dokumentasi photo yang dipakai untuk melengkapi berita pada portal CMC (Canduang Media Center) adalah hasil jepretan Ifnu Rusdi yang disumbangkan kepada redaksi.

Rusydi adalah seorang Qari dan penghafal al-Qur'an. Terakhir ia menjadi utusan kecamatan Canduang mengikuti lomba hafizd 10 juz pada MTQ tingkat kabupaten Agam.Di pesantren, Rusydi aktif dalam kegiatan eksschool di bidang kejurnalistikan yaitu Justic (Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang), ia ditugaskan sebagai fotografer. 

Jenazah Nen (60 th.)
Pada peristiwa tabrakan berdarah yang menewaskan 3 orang dan merumahsakitkan 2 orang lainnya itu, Rusydi menceritakan bahwa "sore itu saya dibangunkan oleh adik. Ketika itu saya masih tidur-tiduran istirahat karena terlalu letih pulang dari gunung. "Bang... ada mobil masuk ke kandang rumah gadang di Balai" kata adik. Saya langsung berdiri bangun dan terkejut melihat orang sudah ramai mengangkat jasad korban ke Mitsubishi Colt L300 Pick Up.

"Kemudian saya langsung mengambil photo menjepret lokasi kejadian, mulai dari mobil, korban sampai peristiwa penyelamatan. Saya dibuat ngeri melihat mobilnya yang sudah hancur, tetapi yang lebih ngeri lagi adalah melihat seorang ibu yang kepalanya hancur, benaknya berceceran. Saya takut mengambil gambarnya, namun dengan santai saya coba juga mengambil gambar apa yang saya sanggup" kata Rusydi.


Kegiatan fotografi banyak digemari masyarakat, karena hobi maupun sekedar iseng-iseng saja. Lebih-lebih sekarang alat komunikasi sudah dilengkapi dengan fasilitas photografi. Hampir semua merek handphone memiliki kamera, sehingga kegiatan mendokumentasi photo suatu peristiwa menjadi gampang dan ringan.

Bidang kegiatan fotografi sangat luas, dan terbuka bagi siapa saja untuk menekuninya, tinggal bagaimana cara meningkatkan kualitas hasil jepretan. Aktifitas fotografi ini banyak sekali manfaatnya bagi dunia jurnalistik, apalagi foto yang mempunyai nilai berita tinggi, yang menggambarkan fakta dan isi yang sangat aktual. Kegiatan ini sangat sedikit sekali ditekuni oleh masyarakat umum lebih banyak dilakukan oleh para pekerja informasi. Padahal mendokumentasikan sebuah peristiwa baiknya dilakukan oleh semua penduduk negara. 

Diantara 82 nagari yang tersebar pada 16 kecamatan di kabupaten Agam yang paling terkenal di mesin pencarian google dan yahoo adalah Canduang. Itu disebabkan karena Canduang selalu mendokumentasikan setiap peristiwa penting. Sejak akhir tahun 2009 masyarakat Canduang mulai meningkatkan kesadaran tentang pentingnya dokumentasi. Mari bergabung bersama kami menjadi masyarakat sadar informasi. |Fitra Yadi
JUSTIC

Situs ini adalah ruang publikasi berita dan informasi dan karya seni santri-santri Pondok Pesantren MTI Canduang, Agam, Sumatera Barat, Indonesia yang dikelola oleh Jurnalis Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang sejak Selasa 07 Agustus 2007

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama