7

WORKSHOP KTSP PELAJARAN KITAB

Bintang, Kamis 18 Oktober 2010

Kamis (15/10) lalu MTI Canduang menggelar Workshop KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Pelajaran kitab lagi serta membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan masalah-masalah madrasah dan solusinya. Hadir kala itu Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan, Syekh H. Amran A. Shamad, Dr. Zainuddin Tanjung MA, Prof. Dr. H. Makmur Syarif, SH. MA, Syekh Zamzami yunus, Dr. Syukri Iska, PHd. Pengurus Yaysan, Pimpinan MTI Canduang, guru beserta karyawan.

Banyak masalah yang mengapung untuk segera ditindak lanjuti dicarikan solusinya. Diantaranya adalah masalah kesiswaan, manajemen Madrasah, kemampuan guru, keuangan, asrama, gaji guru-karyawan, kurikulum, agreditasi dan lain-lain. Berhubung MTI Canduang masih memiliki nama, maka hal itu harus segera dibenahi. Kalau tidak, bukan tidak mungkin Madrasah yang bervisi mencetak intelek muslim ini akan melahirkan "injelek muslim" demikian seloroh Prof. Nashruddin Baidan.

Karena zaman terus berubah, penyelenggaraan pendidikan juga harus disesuaikan dengan tuntutan dan tantangan waktu. Supaya tidak berubah dari asas pendirian, maka berpeganglah kepada salahsatu Qawaa'id Ushul " ألأمحافظ للقديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح " Yaitu dengan tetap memelihara tradisi lama yang baik-baik dan mengambil perkara baru yang lebih baik. MTI Canduang tidak hanya bisa diurus oleh keluarga besar Syekh Sulaiman Arrasuli. Tetapi bisa dilakukan dengan keterlibatan seluruh Alumni dan keluarga besar MTI pada umumnya. Kejayaan MTI Canduang dapat dipertahankan dan ditingkatkan oleh keluarga besar MTI Canduang. Keluarga besar itu ialah mereka yang peduli dan mau berbuat untuk MTI Canduang.

Dr. Syukri Iska, PHd menawarkan beberapa opsi bentuk kurikulum yang akan dipakai di MTI Canduang. Atas dasar pengalaman dan penjelasan raajih dari Syekh Amran A. Shamad, maka peserta rapat memutuskan untuk menerapkan metoda Salafiyah pada tingkat MTs pada tahun depan.Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, kurikulum ini lebih tepat dipakai di Madrasah ini. | Fitrayadi