Rabu, 21 Muharram 1434 H / 05 Desember 2012 M
MTI Canduang - Justic. Sebagaimana hasil rapat guru Pompes MTI Canduang pada Selasa (04/12) yang lalu memutuskan bahwa bagi peserta ujian yang kehadirannya kurang dari 75% akan diberi sangsi berupa "ujian di luar ruangan selama masa ujian berlangsung (bagi santri kelas 2-7) dan 2 hari (bagi santri kelas 1), mereka harus mengikuti ujian di depan maqam Syekh Sulaiman Arrasuli.
Walaupun para peserta ujian banyak yang mengeluh pada awalnya, namun setelah mereka menjalani, akhirnya merekapun mengikuti ujian dengan sedikit santai dan juga sangat tegang karna mereka diawasi oleh banyak pengawas.
Dari pantauan Justic, guru yang menjadi pengawas pada gelombang pertama berjumlah kurang lebih 9 orang dan pada gelombang kedua sekitar 4-5 orang, belum lagi para santri lainnya yang juga ikut mengawasi dari depan kelas mereka masing-masing.
Pada gelombang pertama di ikuti oleh santri kelas (1,4,5,6,7) dan pada gelombang kedua di ikuti oleh santri kelas (2 dan 3). Dari santri tingkat Aliah berjumlah sekitar 60 orang dan dari tingkat Tsanawiah 41 orang.
Anehnya peraturan ini tidak begitu membuat sebagian santri jera tapi malah jengkel pada guru yang menerapkan peraturan tersebut ada juga yang sempat berkata "awak lai basamonyo apo lo yang ka dimaluan" tutur salah seorang santri dan "malu wak nampak di urangnyo"tambah santri lainnya.
Bagi sebagian mereka tidak begitu memalukan ujian di luar sana, karena mereka ujian pada waktu matahari masih belum tepat di atas kepala, lain lagi halnya bagi peserta ujian gelombang ke-2, mereka harus siap ujian pada waktu matahari sudah hampir tepat di atas kepala.
Peraturan tersebut dibuat dan di rapatkan oleh para guru agar para santri bisa lebih disiplin dan taat peraturan pada massa yang akan datang.
------------------
Dilaporkan oleh: Arief rahmat Qusyairi
Ujian di tengah lapangan |
Walaupun para peserta ujian banyak yang mengeluh pada awalnya, namun setelah mereka menjalani, akhirnya merekapun mengikuti ujian dengan sedikit santai dan juga sangat tegang karna mereka diawasi oleh banyak pengawas.
Dari pantauan Justic, guru yang menjadi pengawas pada gelombang pertama berjumlah kurang lebih 9 orang dan pada gelombang kedua sekitar 4-5 orang, belum lagi para santri lainnya yang juga ikut mengawasi dari depan kelas mereka masing-masing.
Pada gelombang pertama di ikuti oleh santri kelas (1,4,5,6,7) dan pada gelombang kedua di ikuti oleh santri kelas (2 dan 3). Dari santri tingkat Aliah berjumlah sekitar 60 orang dan dari tingkat Tsanawiah 41 orang.
Anehnya peraturan ini tidak begitu membuat sebagian santri jera tapi malah jengkel pada guru yang menerapkan peraturan tersebut ada juga yang sempat berkata "awak lai basamonyo apo lo yang ka dimaluan" tutur salah seorang santri dan "malu wak nampak di urangnyo"tambah santri lainnya.
Bagi sebagian mereka tidak begitu memalukan ujian di luar sana, karena mereka ujian pada waktu matahari masih belum tepat di atas kepala, lain lagi halnya bagi peserta ujian gelombang ke-2, mereka harus siap ujian pada waktu matahari sudah hampir tepat di atas kepala.
Peraturan tersebut dibuat dan di rapatkan oleh para guru agar para santri bisa lebih disiplin dan taat peraturan pada massa yang akan datang.
------------------
Dilaporkan oleh: Arief rahmat Qusyairi
halaman nya terlalu berak tazz
BalasHapussusah di akses klo jaringa nya kecil kayak lagi main di modem
Iya ya... berat... mungkin karena banyak Link dan banyak kode CSSnya.
BalasHapusNanti kita perbaiki lagi Sdr....
Salam